
Hari ini saya meminta Pak Jonner Hutahaen, dosen Politeknik Bandung dan housemate saya di sini, untuk menggunting rambut saya yang sudah agak gondrong. Terakhir saya cukur (istilah kami di Makassar buat gunting rambut) beberapa jam sebelum meninggalkan Makassar bulan Oktober lalu.
Pak Jonner dengan senang hati menyambut permintaan ini. Teman Vietnam kami, Huong Nguyen, mahasiswa agronomi, meminjamkan mesin pencukur rambut miliknya. Ketika menyerahkan mesin itu kepada saya, Huong bilang bahwa mesin itu dibeli urunan dengan uang dari dia dan dua rekan senegaranya. Mereka biasa menetapkan satu hari dalam sebulan untuk saling mencukur rambut. Dalam hati saya, "Pintar juga orang Vietnam menghemat ongkos cukur rambut".
Pak Jonner ternyata cukup piawai memotong rambut. Dia juga memberi tips tentang cukur rambut yang saya simak dengan serius. Tampaknya ini satu keahlian yang sejak dulu tidak saya perhatikan dan perlu sedikit demi sedikit saya pelajari. Dia juga bilang, "Dulu waktu sekolah di Bandung saya serumah dengan kakak, adik dan kemenakan dari Tapanuli. Rambut mereka saya yang potong, jadi nggak perlu ke tukang cukur. Waktu sekolah di Amerika, teman-teman Indonesia yang laki-laki ke saya semua cukurnya." Dan ternyata hasil kerja Abang kita yang satu ini cukup baik dan sayapun merasa cukup puas.
Setelah giliran saya selesai, Pak Jonner meminta Huong mencukur sedikir rambut di sekitar telinganya. Saya menggunakan kesempatan ini untuk memotret aktivitas mereka.
Inilah sekilas potret anak bangsa yang mencoba menyiasati biaya sehari-hari dengan saling membantu dalam penghematan, senasib sepenanggungan....
Foto: Huong sedang menggunting rambut Pak Jonner.
Pak Jonner dengan senang hati menyambut permintaan ini. Teman Vietnam kami, Huong Nguyen, mahasiswa agronomi, meminjamkan mesin pencukur rambut miliknya. Ketika menyerahkan mesin itu kepada saya, Huong bilang bahwa mesin itu dibeli urunan dengan uang dari dia dan dua rekan senegaranya. Mereka biasa menetapkan satu hari dalam sebulan untuk saling mencukur rambut. Dalam hati saya, "Pintar juga orang Vietnam menghemat ongkos cukur rambut".
Pak Jonner ternyata cukup piawai memotong rambut. Dia juga memberi tips tentang cukur rambut yang saya simak dengan serius. Tampaknya ini satu keahlian yang sejak dulu tidak saya perhatikan dan perlu sedikit demi sedikit saya pelajari. Dia juga bilang, "Dulu waktu sekolah di Bandung saya serumah dengan kakak, adik dan kemenakan dari Tapanuli. Rambut mereka saya yang potong, jadi nggak perlu ke tukang cukur. Waktu sekolah di Amerika, teman-teman Indonesia yang laki-laki ke saya semua cukurnya." Dan ternyata hasil kerja Abang kita yang satu ini cukup baik dan sayapun merasa cukup puas.
Setelah giliran saya selesai, Pak Jonner meminta Huong mencukur sedikir rambut di sekitar telinganya. Saya menggunakan kesempatan ini untuk memotret aktivitas mereka.
Inilah sekilas potret anak bangsa yang mencoba menyiasati biaya sehari-hari dengan saling membantu dalam penghematan, senasib sepenanggungan....
Foto: Huong sedang menggunting rambut Pak Jonner.
2 comments:
yeach, it a wise way to save money huh?... keep in searching saver way dude as we have to do it to survive right?. he.he....
dont forget to search secondhand stores neighborhood, oh yes garage sales might be another options as thats my hobby as well. Iccha in wollongong
Post a Comment